Total Tayangan Halaman

Sabtu, 23 Oktober 2010

Sosiologi

1. SETTING SOSIAL / LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang Munculnya Sosiologi (Secara Umum;Menurut Beberapa Ahli)
Sosiologi berkembang ketika masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai hal yang memang sudah seharusnya demikian, benar, dan nyata mengalami krisis, maka mulailah orang melakukan renungan sosiologis (Berger dan Berger). Laeyendecker menghubungkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan berjangka panjang yang melanda Eropa Barat seperti :
 Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15,
 Perubahan di bidang social politik,
 Perubahan berkaitan dengan reformasi Marthin Luther,
 Meningkatnya individualism,
 Lahirnya ilmu pengetahuan modern,
 Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, serta
 Revolusi industry di Inggris dan Revolusi Prancis.
Menurut pandangan Ritzer, ada beberapa kekuatan social yang mendorong pertumbuhan sosiologi. Kekuatan yang dijabarkan Ritzer dalam bukunya ialah :
 Revolusi politik,
 Revolusi industry di Inggris dan munculnya kapitalisme,
 Munculnya sosialisme,
 Urbanisasi,
 Perubahan keagamaan, dan
 Pertumbuhan ilmu.
Jika kita memperhatikan dan membandingkan secara seksama pandangan menurut Laeyendecker dan Ritzer, nampak beberapa kemiripan yang mendorong pertumbuhan ilmu sosiologi. Berbagai perubahan social yang dijabarkan keduanya inilah yang merupakan ancaman terhadap tatanan social sebagaimana pendapat Berger dan Berger.
Jadi, berlandaskan perspektif para ahli tersebut di atas, saya membuat suatu pandangan versi saya pribadi mengenai latar belakang lahirnya sosiologi. Menurut saya lahirnya ilmu sosiologi adalah karena pada saat itu masyarakat mengalami krisis mengenai hal yang mereka anggap sudah wajar pada hakekatnya dan didukung pula oleh adanya beberapa perubahan jangka panjang dan kekuatan social yang kurang lebih terdapat beberapa kemiripan antara keduanya (perubahan jangka panjang oleh Laeyendecker dan kekuatan social oleh Ritzer).
1
2.2. Setting Sosial Sosiologi Menurut Auguste Comte
Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi karena dia yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi. Kata sosiologi ia ambil dari kata Romawi socius yang berarti masyarakat dan kata Yunani logos yang berarti ilmu. Jadi secara sederhana makna dari sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Dalam bukunya Course de Philosophie Positive Comte mengutarakan gagasannya mengenai “hukum kemajuan manusia” atau “hukum tiga jenjang” yang menjelaskan bahwa sejarah manusia akan melewati tiga jenjang yang mendaki. Ilustrasinya sebagai berikut :





• Pada jenjang teologi, manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati.
• Pada jenjang metafisika, manusia mengacu pada kekuatan metafisik / abstrak.
• Pada jenjang positif, penjelasan gejala alam maupun social dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah—didasarkan pada hokum ilmiah.
Selanjutnya Comte dianggap sebagai perintis positivisme karena memperkenalkan metode positif dengan ciri bahwa objek yang dikaji harus berupa fakta, dan bahwa kajian harus bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan kecermatan. Untuk melakukan kajian, ada beberapa sarana yang menurut Comte dapat digunakan yaitu :
1. Pengamatan
2. Perbandingan
3. Eksperiman
4. Metode histeris
Comte berpandangan sosiologi harus menggunakan metode positif karena sosiologi harus merupakan ilmu yang sama ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam yang mendahuluinya. Jika kajian sosiologi tidak menggunakan metode pengamatan, perbandingan, eksperimen, ataupun histeris maka sosiologi bukan merupakan kajian ilmiah namun hanyalah renungan / khayalan belaka.

2
Juga menurut Comte, Sosiologi adalah “ratu ilmu-ilmu sosial” karena dalam bayangannya mengenai hirarki ilmu, sosiologi menempati kedudukan teratas seperti ilustrasi berikut :





Selain itu, Comte juga membagi sosiologi ke dalam dua bagian besar yakni :
1. Statika Sosial (Social Statics)
Kajian terhadap tatanan social. Mewakili stabilitas.

2. Dinamika Sosial (Social Dynamics)
Kajian terhadap kemajuan dan perubahan social. Mewakili perubahan.
Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan antara statika social dan dinamika social dapat disamakan dengan hubungan antara anatomi dan fisiologi. Dalam literature masa kini, klasifikasi Comte masih tetap relevan. Kita senantiasa menjumpai ahli sosiologi yang mempelajari social statics, melakukan kajian terhadap tatanan social seperti misalnya kajian terhadap struktur social suatu masyarakat, institusi di dalamnya, hubungan antara satu institusi dengan institusi lain, fungsi masing-masing institusi dan sebagainya. Namun, adapula ahli sosiologi yang memusatkan perhatian pada dynamics social, mengkaji perubahan social seperti misalnya perubahan social yang melanda Negara baru setelah berakhirnya perang dunia II, arah perubahannya, dampaknya dan sebagainya.
2. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI

2.1. Definisi Sosiologi
Kata Sosiologi adalah merupakan sumbangsih sebuah nama oleh Auguste Comte yang sering disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi Internasional. Kata sosiologi merupakan penggabungan dua kata yang diambil dari dua bahasa juga yakni socius (Romawi) dan logos (Yunani). Socius berarti masyarakat dan logos berarti ilmu. Jadi secara sederhana kata sosiologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat (secara social).

3
Baik itu tentang :
 Sifat
 Perkembangan MASYARAKAT
 Perilaku
Maupun :
 Struktur
 Perubahan SOSIAL
 Interaksi

2.2. Objek Sosiologi
Dalam disiplin ilmu sosiologi, yang menjadi objek pembelajaran adalah manusia itu sendiri. Manusia yang dimaksudkan dalam hal ini adalah manusia yang terkumpul membentuk suatu komunitas yang dikenal dengan istilah masyarakat. Masyarakat di sini dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang muncul dari hubungan antar manusia tersebut. Atau dengan kata lain objek sosiologi adalah interaksi antar manusia dalam masyarakat.
Pola interaksinya seperti ini :
Individu Individu

Kelompok Kelompok
Dan produk yang timbul dari interaksi tersebut adalah nilai, norma, serta kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat.
2.3. Sifat dan Hakekat Sosiologi
Pada hakekatnya, sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu social. Di mana sosiologi adalah ilmu social yang paling pokok dan umum sifatnya dibanding ilmu-ilmu social lainnya karena sosiologi mempelajari gejala umum pada setiap interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi juga merupakan disiplin ilmu yang kategoris dan merupakan pengetahuan yang abstrak, empiris, dan rasional. Untuk masalah perubahan dan pembaharuan, sosiologi menyumbangkan pengertian akan adanya perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
4
Jadi, apabila dalam masyarakat timbul golongan-golongan atau kelompok-kelompok baru yang memajukan kepentingan-kepentingan baru, maka nila-nilai kebudayaan masyarakat secara keseluruhan akan menunjukkan perubahan-perubahan yang signifikan. Sosiologi menggambarkan bahwa pada masyarakat yang sederhana maupuin yang kompleks senantiasa terdapat kecenderungan untuk timbulnya proses, pengaturan, atau pola-pola pengendalian tertentu yang formal maupun nonformal.
2.4. Kegunaan Sosiologi bagi Ilmu Hubungan Internasional
Ilmu hubungan internasional secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan lintas batas atau wilayah geografis dalam berbagai aspek seperti politik, ekonomi, militer, budaya, sejarah, lingkungan, pendidikan, ideology, dll yang baik aktornya bersifat negara maupun actor non negara dengan focus kajian yang luas. Para aktor baik Negara maupun non Negara dalam hubungan internasional ini tentunya adalah manusia yang mengurus kepentingan masyarakat secara global agar tidak terjadi kesenjangan, dan salah satunya adalah kesenjangan sosial. Ilmu hubungan internasional juga mengkaji segala hal yang menjadi isu global yang berkaitan dengan keamanan dan kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat global. Interaksi antar Negara baik itu bilateral maupun multilateral menjadi kajian utama studi hubungan internasional. Studi hubungan internasional berupaya memahami interaksi yang terjadi antar actor Negara maupun non Negara yang telah melampaui batas yurisdiksi nasional Negara tentunya. Dan untuk memahami interaksi yang dapat dikatakan begitu rumit ini karena meliputi wilayah dunia, maka kita memerlukan keterkaitan disiplin ilmu lain untuk dapat dengan mudah mengkajinya. Dan di sini ilmu sosiologi memiliki peranan yang penting dan memang sangat dibutuhkan untuk itu. Karena dalam sosiologi kita mempelajari interaksi antar masyarakat, maka perspektif itulah yang bisa kita gunakan dalam studi hubungan internasional yang juga pada hakekatnya mengkaji interaksi antar masyarakat namun dalam kuota yang lebih besar dan luas ruang lingkupnya. Jadi, kegunaan sosiologi dalam ilmu hubungan internasional sudah merupakan kewajiban yang mutlak dipenuhi mengingat objek kajiannya yang sama yakni interaksi antar masyarakat. Baik interaksi yang dimaksud di sini adalah interaksi antar-individu, individu dengan kelompok, maupun antar-kelompok.
Secara sederhana dapat konsepkan seperti ini : Dalam Sosiologi kita belajar mengenai interaksi antar masyarakat. Dan setelah kita tahu bahwa ada interaksi antar masyarakat. Tentunya kita ingin lebih tahu bahwa atas dasar apa mereka berinteraksi (bisa jadi karena memiliki tujuan yang sama sehingga merasa perlu berinteraksi agar tujuannya bisa tercapai dengan lebih mudah), dengan cara apa mereka berinteraksi, dan bagaimana proses interaksi itu.


5
Apakah interaksi tersebut berjalan dengan baik layaknya syarat terjadinya suatu interaksi semisal ada suatu pancingan lalu timbul feedback dan seterusnya hingga benar-benar terjadi yang namanya interaksi. Sosiologi hanya menjelaskan tentang interaksi seperti itu saja, tidak lebih. Dan dengan mempelajari studi hubungan internasional sebenarnya kita mengembangkan ilmu sosiologi tadi yakni dalam interaksi tadi hal apa yang dikaji karena dalam sosiologi tidak dijelaskan mengenai hal atau materi apa yang dikaji dalam interaksinya. Seperti misalnya mengkaji masalah politik, pendidikan, kebudayaan, militer dll.
Jadi kesimpulannya : Ilmu hubungan internasional merupakan kontinuitas dari sosiologi sebagai pelengkap dalam mengembangkan dan penyempurnaan ilmu sosiologi. Atau dengan kata lain salah satu dasar dari ilmu hubungan internasional adalah sosiologi karena objek pembelajarannya sama yakni masyarakat. Kini jelaslah sudah bahwa kegunaan dari sosiologi dalam ilmu hubungan internasional adalah sebagai dasar kajian. Ibarat kita membuat sebuah kotak, awalnya dengan rangka-rangka terlebih dahulu, kemudian mulai dihubungkan rangka satu dengan yang lain, lalu kita beri bidang sebagai penutup rangka, dan kita desain di mana pintu terletak pada kotak itu. Setelah kotak itu terbentuk dengan apa kita mengisinya. Jadi kotak tersebut ibarat sosiologi dan yang akan mengisi kotak tersebut adalah ilmu hubungan internasional.













6

BAHAN ACUAN
Sunarto, Kamanto. 1993. “Pengantar Sosiologi: Edisi Kedua.” Hlm. 1-4. Jakarta: LP FE-UI.
Budiardjo, Miriam.2009. “Dasar-Dasar Ilmu Politik.” Hlm. 29. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Damayanti, Rizki. 2010. “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.” Hlm. 1-4. Jakarta: greentea.
Steans, Jill & Pettiford, Lloyd. 2009. “Hubungan Internasional: Perspektif dan Tema.” Hlm. 1-7. Diterjemahkan oleh Deasy Silvya Sari dan diedit oleh Eka Adinugraha . Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Ismail, Abizar & Creativani, Kharisma. 2010. “Agenda dan Panduan 2010-2011 Universitas Paramadina.” Hlm. 172. Jakarta: Universitas Paramadina.
Pranawa, Sigit. 2010. Hardcopy: Sosiologi Pertemuan Pertama, 23 September 2010.

















7
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………….. ix
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………………………. xv
Setting Sosial / Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….. 1
Latar Belakang Munculnya Sosiologi (Secara Umum;Menurut Beberapa Ahli) ………………. 1
Setting Sosial Sosiologi Menurut Auguste Comte …………………………………………………………... 2
Ruang Lingkup Sosiologi …………………………………………………………………………………………………. 3
Definisi Sosiologi ……………………………………………………………………………………………………………. 3
Objek Sosiologi ………………………………………………………………………………………………………………. 4
Sifat dan Hakekat Sosiologi ……………………………………………………………………………………………. 4
Kegunaan Sosiologi bagi Ilmu Hubungan Internasional ………………………………………………….. 5
Bahan Acuan ………………………………………………………………………………………………………………….. 7














xv
KATA PENGANTAR
Makalah ini merupakan suatu bentuk perhatian penuh terhadap tugas mata kuliah sosiologi yang diberikan oleh dosen saya Sigit Pranawa, M.Si. dengan berisikan materi mulai dari latar belakang munculnya ilmu sosiologi sampai dengan peranan sosiologi dalam ilmu hubungan internasional.
Mengingat kembali bahwa ini merupakan sebuah tugas yang sangat penting, maka makalah ini ditulis dengan memperhatikan struktur pembuatan makalah pada umumnya dan saya berani menjamin tidak terdapat unsur plagiarism karena semua yang terkandung dalam tulisan saya jelas mengenai sumbernya yang saya cantumkan pada bahan acuan pada halaman terakhir tulisan ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT karena atas izin-Nya saya bisa menyelesaikan tulisan ini sebagai tugas awal mata kuliah sosiologi dan kepada rekan-rekan yang telah mendukung saya dalam hal penulisan makalah ini tak lupa saya ucapkan terima kasih pula. Kepada rekan saya asal Timor Leste Walter Soares de Lima saya ucapkan terima kasih atas saran-sarannya.
Tentunya, dalam tulisan saya ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi guna mencapai hasil penulisan yang optimal maka saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing mata kuliah sosiologi bapak Sigit Pranawa, M.Si sangat diharapkan.
Akhir kata, selamat membaca isi tulisan saya ini semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan Anda mengenai sosiologi.

Jakarta, Oktober 2010

Julang aryowiloto











ix

Tidak ada komentar:

Posting Komentar